Kongres APSSI dan Konferensi Nasional Sosiologi Bahas Kontribusi Sosiologi bagi Pembangunan Ibu Kota Negara Baru Nusantara

SOSIO FISIP UNS (10/6)-Ibu Kota Negara (IKN) baru Nusantara menjadi isu hangat yang sering diperbincangkan berbagai kalangan beberapa tahun terakhir. Asosiasi Program Studi Sosiologi (APSSI) sebagai salah satu kalangan akademisi turut berperan dalam menyumbang ide dan gagasan dalam perencanaan dan pembangunan IKN. Bertempat di Platinum Hotel & Convention Hall, Balikpapan, Kalimantan Timur, APSSI melaksanakan Konferensi Nasional Sosiologi IX sekaligus Kongres APSSI IV dengan tema “Kontribus APSSI dalam Proses Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN). Konferensi yang dilaksanakan selama 3 hari sejak Rabu, 1 Juni 2022 hingga Jumat, 3 Juni 2022 tersebut mengundang sosiolog dari berbagai universitas di Indonesia termasuk Universitas Sebelas Maret. Dalam kesempatan kali ini Program Studi Sosiologi mengirimkan 7 delegasi diantaranya Dr. Argyo Demartoto, M.Si, Dr. Trisni Utami, M.Si., Dr. Ahmad Zuber, S.Sos., D.E.A.,  Dr. Yuyun Sunesti, G.D.Soc., M.A.,  Addin Kurnia Putri, S.Sos., M.A., Tri Djatmiko, S.I.P dan Novel Adryan Purnomo, S.Sos.

Kongres APSSI IV yang dilaksanakan dihari pertama membuahkan hasil diantaranya perencanaan program kerja APSSI selama satu tahun. Selain itu para peserta juga bermusyawarah untuk menentukan Ketua Umum APSSI periode selanjutnya yaitu Dr. Harmona Daulay, M.Si dari Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (USU).

“Pendekatan Sosial Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN)” menjadi tema yang dipilih dalam Konferensi Nasional Sosiologi IX. Sub isu yang dibahas dalam konferensi antara lain Pembangunan, Masyarakat dan Negara; Masalah Lingkungan, Daya Tahan Sosial Lokal dan Konflik; Kerentanan Konflik Agraria; Kapasitas Daya Saing Lokal dalam Aktivitas Perekonomian.

Selama kegiatan para akademisi aktif memberikan ide dan gagasannya terkait pembangunan IKN yang direncanakan hingga tahun 2045. Konflik agraria nampaknya menjadi isu yang perlu digagas lebih dalam. Persoalan kepemilikan dan pengelolaan lahan antara masyarakat adat dan pemerintah harus disikapi dengan baik. Masyarakat adat seperti suku Dayak harus tetap dipertimbangkan keberadaannya sebagai masyarakat asli daerah tersebut. Oleh karena itu pembangunan harus berorientasi membentuk integrasi nasional dan mampu menjadi strategi yang meminimalisir konflik menuju konteks pembangunan yang positif.

Di hari ketiga, para peserta berkesempatan meninjau langsung lokasi Titik Nol Calon Ibu Kota Negara (IKN) Baru Nusantara di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara. Pelaksanaan kongres dan konferensi diharapkan dapat merealisasikan peran sosiologi dalam membangun Indonesia terutama dalam hal pembangunan IKN baru Nusantara.

 

Penulis : Novel Adryan Purnomo

Add a Comment

Your email address will not be published.