Lakukan Kerja Sama Penelitian, Aris Arif Mundayat, Ph.D. Publikasikan Penelitian di Jurnal Q1

SOSIO FISIP UNS (26/11) – Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret (FISIP UNS), Aris Arif Mundayat, Ph.D. melakukan kerja sama penelitian dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan dosen dari Universitas Indonesia (UI). Pengerjaan penelitian dilakukan oleh Aris Arif Mundayat, Ph.D. beserta dengan Rusdianto, Ibnu Maryanto, Hidayat Ashari, Fauziah, Wawan Sujarwo yang berasal dari BRIN serta Dony Satrio Wibowo yang merupakan dosen Universitas Indonesia, berhasil mempublikasikan penelitian ke dalam jurnal internasional Q1 (Quartile 1).

 

Fokus dari penelitian dilakukan pada Karmawibhangga yang berada di panel Candi Borobudur. Candi Borobudur yang merupakan candi Budha terbesar di dunia dan menjadi warisan budaya di Indonesia tentunya memiliki karakteristik tersendiri, salah satunya yaitu keragaman konfigurasi arsitektur pada 1.460 panel dengan ukiran cerita yang berbeda-beda. Penelitian ini mengambil fokus pada panel 105 dari panel Karmawibhangga. Karmawibhangga sendiri memiliki cerita yang beragam pada relief dari 160 panel yang dipercayai sebagai kumpulan dari ajaran sang Buddha mengenai hukum karma. Cerita-cerita tersebut merepresentasikan kondisi lingkungan, sosial dan budaya dari masyarakat jawa di masa lampau. Meskipun cerita yang ada bukan berasal dari masyarakat jawa asli, tetapi terdapat penggambaran proporsi tubuh manusia, flora dan fauna, hingga bangunan yang memiliki karakteristik khas jawa.

 

Penelitian berjudul “Queering Tropical Heritage: Flora dan Fauna Reliefs in Karmawibhangga, Borobudur Temple, Indonesia” berhasil dipublikasikan dalam Jurnal e-Tropic Volume 23 (1) halaman 95-116 pada 14 Agustus 2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan inter-tekstualitas dan ekstra-tekstualitas dengan menggunakan kacamata queer ekologi untuk mengkaji motif flora dan fauna yang tertera di panel Karmawibhangga. 

 

Panel yang menjadi fokus penelitian nomor 105 menjadi panel yang dianggap paling rumit karena adanya keragaman motif flora dan fauna sebanyak 6 jenis flora dan 8 jenis fauna. Panel tersebut tidak hanya menggambarkan hukum karma pada ajaran sang Buddha, tetapi juga menggambarkan pendekatan kognitif untuk memahami makna flora dan fauna secara utuh. 

 

Penelitian yang dilakukan tentunya menjadi salah satu bentuk pengembangan ilmu pengetahuan dari multidisiplin ilmu. Kolaborasi serta kerja sama yang dilakukan dengan pihak lain memperkuat kapasitas inovasi dan menjadi wadah untuk memperluas wawasan keilmuan.

 

Penulis: Triana Rahmawati dan Aisya Lu’luil Maknun