Pura Lingsar: Simbol Kerukunan Umat Beragama di Lombok Barat

SOSIO FISIP UNS (26/7)-Corak arsitektur kuno khas Kerajaan Karangasem Bali tergambar pada Pura Lingsar, sebuah tempat ibadah umat Hindu di Lombok Barat. Uniknya, meskipun identik dengan tempat peribadatan umat Hindu kompleks Pura Lingsar juga mencakup tempat ibadah bagi umat beragama Islam.

Di hari ketiga pengumpulan data Tim Penelitian Model Integrasi Sosial Berbasis Kearifan Lokal di Kabupaten Lombok Utara berkesempatan menyambangi Pura Lingsar di Kabupaten Lombok Barat. Tim BRIN, Prodi Sosiologi FISIP UNS dan Institut Agama Hindu Negeri Gde Pudja melakukan wawancara mendalam dengan beberapa informan di pura ini.

Kegiatan ibadah dua agama berbeda secara bersamaan dapat dilakukan di tempat ini. Meskipun begitu, tidak pernah terjadi konflik diantara umat di Pura Lingsar. Konsep ini menjadi salah satu simbol kerukunan umat beragama di Lombok Barat.

Selain menjadi tempat ibadah, Pura Lingsar juga menjadi tempat dilaksanakannya Perang Topat. Tidak sama seperti konsep perang pada umumnya, Perang Topat merupakan perang perdamaian yang juga menjadi simbol kerukunan antar umat beragama.

Perang Topat dilakukan dengan adegan saling melempar ketupat antar umat Hindu dan Islam di Pura Lingsar. Meskipun begitu siapapun boleh ikut terlibat dalam perang ini. Masyarakat yang mendapat ketupat biasanya akan membawanya pulang untuk ditanam di kebun mereka karena dipercaya dapat menyuburkan tanahnya.

‘Semua orang boleh masuk’ kata seorang Pemangku yang kami temui di Pura Lingsar. Tidak ada batasan bagi siapapun untuk memasuki Pura Lingsar. Ritual dan tradisi budaya juga menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi pura ini.

Di dalam Pura Lingsar terdapat kemaliq yang berisi pancuran air yang mengalir langsung dari mata air. Masyarakat setempat percaya bawa air ini adalah air yang suci sehingga banyak wisatawan yang menggunakan air tersebut untuk mencuci muka, minum bahkan mengisinya pada botol kosong untuk dibawa pulang. Disamping pancuran air terdapat mushola yang dapat digunakan untuk melaksanakan sholat bagi umat Islam di Pura Lingsar.

Penulis: Novel Adryan Purnomo