9 Mahasiswa Sosiologi FISIP UNS Perkuat Identitas Desa Metuk Boyolali melalui MBKM

SOSIO FISIP UNS (6/6)-Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program yang diciptakan oleh Kemendikbud Ristek untuk memfasilitasi mahasiswa dalam pengembangan skill maupun bakat dalam bidang tertentu sesuai dengan minat mahasiswa. Terdapat beragam jenis Program MBKM, salah satunya yaitu MBKM Hibah Membangun Desa. Program MBKM ini merupakan suatu bentuk kegiatan yang memberikan sebuah pengalaman kepada mahasiswa tentang bagaimana cara hidup di tengah masyarakat serta kontribusinya. Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh 9 mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret, yang beranggotakan Armeita Khalawati, Dhianda Maharani, Dito Mardian, Ihsan Nur Zahid, Karim Abdul Jabbar, Mardiana Ayu Safitri, Muhamad Zaki Awaludin, Oktavia Ningrum, dan Tatsbita Hasna Luthfiana.

 

Program Hibah MBKM Membangun Desa merupakan pilihan yang tepat untuk mengoptimalkan pembelajaran yang telah didapatkan oleh mahasiswa. Dengan dasar keilmuan Sosiologi, para mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengimplementasikan langsung pengetahuan dan keterampilan mereka ke dalam masyarakat. Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya dapat menerapkan teori-teori yang telah dipelajari, tetapi juga berkontribusi nyata dalam pengembangan dan penguatan identitas lokal. Kegiatan ini dibimbing dan didampingi langsung oleh Dosen Pembimbing Lapangan, yakni Shubuha Pilar Naredia S.Sos., M.Si., yang berfokus pada tema “Menyelami Kearifan Lokal: Strategi Penguatan Identitas Desa Melalui Budaya dan Tradisi Desa Metuk, Kabupaten Boyolali”. Desa Metuk di Kabupaten Boyolali menjadi sasaran kegiatan Hibah MBKM UNS karena memiliki beberapa potensi mulai dari tradisi, pariwisata, jajanan tradisional, serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Tradisi yang menonjol di desa tersebut yaitu gedruk lesung, rondha thethek, karawitan, kenthongan, tarian topeng ireng kontemporer LBK Erawati, dan ritual saparan yang biasanya diadakan di Sendang Waluyo Jati setiap bulan Sapar. Sektor UMKM Desa Metuk meliputi Jamu Tilung, Jamu Calung, To-Yo Yogurt, bawang goreng, telur asin, keripik tempe, ampyang, balung kethek, mete, kerupuk tapioka, serabi, produksi tas, mebel, dan usaha produksi lainnya. Sedangkan, tempat wisata yang terkenal yaitu pemancingan ikan Taman Waluyo Jati (TWJ). Selain itu, Desa Metuk juga menjadi saksi sejarah perjuangan rakyat setempat dalam masa penjajahan dengan berdirinya markas perjuangan tentara pelajar.

 

Selama kegiatan ini berlangsung, para mahasiswa MBKM melakukan identifikasi dan penggalian data tentang berbagai potensi Desa Metuk, meliputi sejarah, tradisi dan budaya, UMKM, komunitas, serta informasi penting lainnya. Para mahasiswa menyisir seluruh 25 RT di desa untuk mendapatkan data yang komprehensif. Mereka juga aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial budaya seperti kerja bakti, yasinan, pos kesehatan, kenduri, perkumpulan PKK, perkumpulan karang taruna, jimpitan, kebun gizi, panen raya, posyandu, dan berbagai aktivitas masyarakat lainnya.

 

Informasi yang terkumpul kemudian dikelompokkan dan diolah menjadi dua bentuk profil desa: manuskrip dan video. Kedua output ini diharapkan mampu menyoroti keunikan dan potensi Desa Metuk, menampilkan kekayaan budaya, keindahan alam, serta kemajuan pembangunan desa. Manuskrip dan video profil desa ini akan menjadi jendela yang memperlihatkan pesona serta potensi lokal Desa Metuk, mengundang wisatawan untuk mengunjungi dan menikmati keindahannya, serta menguatkan identitas Desa Metuk yang kaya akan budaya dan tradisinya sebagai bekal pembangunan berkelanjutan.

 

Kegiatan penggalian potensi desa ini memiliki dampak positif yang signifikan pada proyek Membangun Desa yaitu terlibatnya partisipasi dari masyarakat untuk mengingat kembali potensi yang dimiliki. Di sisi yang lain, Program MBKM Membangun Desa dapat menjadi media untuk belajar, berbagi, dan berjalan bersama masyarakat untuk mewujudkan perubahan sosial di Desa Metuk. Pada proses produksinya, mahasiswa MBKM UNS melibatkan pihak-pihak terkait, seperti masyarakat, pemerintah desa, dan pelaku UMKM sebagai sumber informasi utama, serta beberapa media dalam upaya produksi. Harapannya, melalui output yang dihasilkan, berbagai potensi dan kearifan lokal desa dapat memperkuat identitas Desa Metuk dan dikenal oleh masyarakat luas.

 

Penulis: Tatsbita Hasna Luthfiana, Armeita Khalawati, Dhianda Maharani, Dito Mardian, Ihsan Nur Zahid, Karim Abdul Jabbar, Mardiana Ayu Safitri, Muhamad Zaki Awaludin, Oktavia Ningrum

Editor: Novel Adryan Purnomo