Santoso, Alumni Sosiologi yang Berkarir di Kemendikbudristek

SOSIO FISIP UNS – Salah satu alumni Sosiologi lulusan tahun 2015 yaitu Santoso yang menyelesaikan studi S1-Sosiologi dengan skripsi berjudul “Pemanfaatan Kearifan Lokal dalam Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Komunitas di Kelompok Perempuan Rukun Makmur Desa Musuk Kabupaten Boyolali” dengan bimbingan dari Dra. Rahesli Humsona, M.Si. Saat ini Santoso meniti karirnya di Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Santoso menjabat sebagai Koordinator Tim Program dan Perencanaan Direktorat, yang berdasarkan nomenklatur terbaru yaitu Penelaah Teknis dan Kebijakan. Sebagai koordinator, ia memiliki tugas untuk menyiapkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan rencana program direktorat sesuai dengan Renstra dan Tusi Direktorat.

 

Selama menempuh pendidikan di Sosiologi FISIP UNS, Santoso mengatakan bahwa perkuliahan berjalan dengan menyenangkan dan berkesan. Universitas juga mendukung dan memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk mengembangkan diri sesuai keterampilan dan minat mahasiswa serta membuka kesempatan berbagai beasiswa. Selain itu, pada proses perkuliahan dosen-dosen membuka diskusi dengan mahasiswa secara aktif dan memberikan pemahaman dengan berbagai pengetahuan dan gagasan yang menarik. Santoso memaparkan bahwa Sosiologi terbuka untuk berbagai macam kesempatan peluang karir, tentunya harus diimbangi dengan keterampilan soft skill. Meskipun perkembangan zaman membawa banyak perubahan, seperti munculnya AI (Artificial Intelligence) yang mengancam lapangan pekerjaan untuk manusia. Namun, AI tidak dapat menggantikan manusia dalam hal pemahaman akan rasa, cipta, dan karsa. Lulusan Sosiologi yang berkualitas dan memiliki passion yang kuat tentunya tidak dapat digantikan oleh teknologi buatan AI.

 

Santoso memaparkan bahwa ilmu Sosiologi memiliki korelasi dengan pekerjaan yang sedang ia jalani. Sosiologi mengantarkannya untuk memahami berbagai karakter di masyarakat, pola perilaku, dan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Jabatan sebagai Koordinator Tim Program mengharuskan Santoso untuk dapat menyiapkan program yang dapat berdampak untuk masyarakat, khususnya dalam dua subjek utama yaitu, Penghayat Kepercayaan dan Masyarakat Adat. Pengalaman turun lapangan yang sudah menjadi kebiasaan di masa kuliah menjadi salah satu bekal ilmu untuk pekerjaan yang dijalani oleh Santoso saat ini. Kebiasaan untuk terlibat langsung dengan masyarakat, berdiskusi, serta mendengarkan saran dari masyarakat, yang mana di masa perkuliahan kemudian dituangkan dalam bentuk laporan, sementara itu hal tersebut saat ini Santoso lakukan untuk kemudian menjadi sebuah program.

 

Santoso mengatakan bahwa kemampuan untuk berkomunikasi menjadi hal yang paling utama, karena pekerjaannya mengharuskan untuk mengetahui cara berkomunikasi dengan berbagai macam tipe masyarakat. Selain itu, penemuan permasalahan harus bisa dianalisis untuk kemudian menjadi bahan kajian dan kelayakan untuk dijadikan sebuah program.

Penulis: Triana Rahmawati dan Aisya Lu’luil Maknun