Kuliah Tamu Sosiologi Lingkungan Mengangkat Tema “Dilema Emas Hitam: Kuasa, Lingkungan dan Masa Depan”
SOSIO FISIP UNS (12/12) Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret (FISIP UNS) kembali menyelenggarakan kuliah tamu atau Guest Lecture Series pada Kamis, 12 Desember 2024. Kegiatan kuliah tamu kali ini, diinisiasi oleh Dr. Siti Zunariyah, M.Si. pada Mata Kuliah Sosiologi Lingkungan yang diikuti oleh mahasiswa Prodi Sosiologi dan mahasiswa Prodi Ilmu Lingkungan UNS. Pada kesempatan kali ini, Prodi Sosiologi FISIP UNS bekerjasama dengan Prodi Sosiologi FISIP Universitas Sriwijaya menghadirkan pembicara Dr. Vieronica Varbi Sununianti, S.Sos., M.Si. selaku Dosen Sosiologi FISIP Universitas Sriwijaya.
Berjalannya kegiatan kuliah tamu dibantu oleh Bintang Fahreza mahasiswa Sosiologi selaku moderator acara. Pembukaan kegiatan berupa sambutan oleh Prof. Dr. Argyo Demartoto, M.Si. Kepala Prodi Sosiologi FISIP UNS yang menyambut hangat adanya inisiasi kuliah tamu Sosiologi Lingkungan.
“Kita harus memperhatikan lingkungan kita, khususnya terkait dengan pembangunan berkelanjutan yang tetap melestarikan sumber daya alam dan lingkungan kita di masa depan. Saya harap kuliah tamu ini bisa bermanfaat dan kita bisa bertemu kembali di lain kesempatan lagi,” terang Prof. Argyo.
Kemudian, memasuki kegiatan inti Dr. Vieronica Varbi Sununianti, S.Sos., M.Si. berkesempatan memaparkan materi dengan tajuk “Dilema Emas Hitam: Kuasa, Tantangan, dan Masa Depan” Materi yang dijelaskan oleh Dr. Veronica merupakan hasil dari Tugas Akhir Disertasi S3 Sosiologi UGM yang berjudul “Uang Minyak: Kuasa dan Resistansi Pertambangan Minyak Artisanal di Sumatera Selatan”. Penelitian yang dilakukan menyoroti praktik penambangan minyak artisanal di Kabupaten Muba, Sumatera Selatan. Di awal pemaparan, Dr. Vieronica menjelaskan terkait penambangan emas hitam atau sumber daya minyak yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Tue, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Praktik pertambangan yang dilakukan tak lepas dari diskursus pertambangan yang terjadi di Indonesia yang berdampak pada beberapa aspek. Di Dusun Tue sendiri, masyarakat sebelumnya berprofesi sebagai petani kebun karet yang kemudian menjadi penambang minyak yang mana dampak pada pendapatan ekonomi. Namun, dilema pada aspek kehidupan lain muncul sebagai bentuk dampak adanya pertambangan minyak. Pada aspek sosial terdapat adanya ketimpangan pendapatan pada lapisan masyarakat, resiko yang muncul sebagai penambang, dan keterlibatan perempuan yang erat dengan resiko yang dihadapi. Lingkungan turut menjadi perhatian, dampak yang muncul berupa kerusakan pada ekosistem, penurunan kualitas air dan tanah, hingga resiko kesehatan dan keselamatan bagi penambang.
Adanya kasus dalam praktik pertambangan minyak, secara sosiologis Dr. Veronica memaparkan dapat dilihat dari beberapa pendekatan, seperti pendekatan fungsional, pendekatan konflik (marxian), pendekatan interaksionisme simbolik, dan pendekatan ekologi sosial atau sosiologi lingkungan. Pada penelitian yang telah dilakukan, Dr. Veronica menggunakan pendekatan Foucaultian yang berfokus pada analisis kuasa yang mengatur kontrol dan distribusi sumber daya yang dapat dilihat dari praktik kuasa yang tak hanya dilakukan secara koersif tetapi juga dapat melalui kontrol narasi, pengetahuan, dan praktik keseharian. Penambangan yang dilakukan oleh masyarakat menjadi salah satu bentuk perlawanan atas klaim hak sumber daya yang ada. Masyarakat mencoba menantang narasi hegemoni dengan memberdayakan masyarakat melalui pengetahuan kritis dan membuka dialog dengan masyarakat.
Dr. Veronica menjelaskan praktik pertambangan melalui diskursus governmentalitas pertambangan minyak artisanal. Dimana dalam teknikalisasi pertambangan terdapat berbagai wacana pada pertambangan minyak bumi. Hal ini juga berkaitan dengan kuasa yang ada dalam diskursus pertambangan, mulai dari kuasa penambang, kuasa media, LSM, dan free rider. Contohnya,penambang memiliki kuasa dalam level eksplorasi dan kuasa untuk memilih kepada siapa minyak didistribusi. Kemudian, Dr. Veronika menampilkan ruang arsiran pertambangan minyak yang mana hal ini membuat pertambangan tetap ada dan bertahan yang kemudian dibagi dalam fragmentasi kuasa dan polarisasi resistensi dari negara dan penambang.
Pertambangan minyak artisanal di masa depan tentu harus dapat bertransformasi lebih baik dan berkelanjutan dalam berbagai aspek. Keberlanjutan sosial dan ekologis terkait pentingnya kejelasan regulasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam praktik yang lebih ramah untuk lingkungan untuk praktik yang lebih ramah lingkungan. Kemudian, perlu untuk memperhatikan transformasi ekonomi dengan melibatkan inovasi teknologi dan diversifikasi lokal. Untuk memaksimalkan ini, peran akademisi dan mahasiswa diperlukan sebagai agen perubahan melalui riset kritis dan advokasi. Peningkatan kesadaran publik perlu untuk ditingkatkan terkait pentingnya keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan eksploitasi sumber daya.
Berjalannya pemaparan materi dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab yang terbuka bagi seluruh partisipan. Beberapa pertanyaan terkait kesadaran masyarakat dalam konservasi lingkungan, praktik dalam mengurangi resiko dan potensi kerusakan lingkungan melalui pengetahuan lokal yang didapatkan, power yang dimiliki masyarakat, dan pengawasan yang dilakukan masyarakat dalam pertambangan minyak menjadi bahan diskusi yang semakin menarik. Keseluruhan acara kuliah tamu berjalan dengan lancar dan sukses, yang kemudian ditutup dengan sesi penyerahan sertifikat kepada pembicara dan dokumentasi bersama.
Penulis: Triana Rahmawati dan Aisya Lu’luil Maknun