Mata Kuliah Sosiologi Agama Menyelenggarkan Kuliah Tamu “Spiritual Engagement in The Golden Years: Urban Retired Woman and Religious Participation”
SOSIO FISIP UNS (19/10) – Pada Jumat, 18 Oktober 2024 Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret (UNS),kembali melaksanakan kegiatan kuliah tamu sebagai salah satu rangkaian dari Guest Lecture Series yang dirancang untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman baru bagi mahasiswa Sosiologi FISIP UNS. Guest Lecture Series diselenggarakan dengan kerjasama yang melibatkan Sociology Program, Faculty of Social Sciences and Humanities, Universiti Kebangsaan Malaysia dan Departemen of Anthropology, College of Art and Sciences University of Saskatchewan, Kanada. Kegiatan kuliah tamu pada kesempatan ini mengangkat tema “Spiritual Engagement in The Golden Years: Urban retired Woman and Religious Participation” yang diselenggarakan secara daring.
Kuliah tamu tersebut diinisiasi oleh mata kuliah Sosiologi Agama dengan dosen Dr. Yuyun Sunesti, G.D.Soc., M.A. dan menghadirkan dosen tamu Dr. Mimi Hanida yang merupakan Dosen Sociology Program, Faculty of Social Sciences and Humanities, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), dengan kajian fokus pada bidang Agama dan Masyarakat. Kegiatan kuliah tamu diawali dengan sambutan dari Dr. Yuyun Sunesti, G.D.Soc., M.A., yang menyambut hangat kegiatan kuliah tamu dan berterima kasih atas kerja sama yang telah terjalin untuk terselenggaranya kegiatan kuliah tamu. Kegiatan kemudian dipandu oleh Aisya Lu’luil Maknun selaku moderator acara yang mempersilakan Dr. Mimi Hanida untuk memaparkan materinya.
Dr. Mimi Hanida memulai pemaparan materi dengan konsep mengenai urban retired woman yang bisa dimaknai sebagai perempuan pensiunan atau yang berada di usia emas yang bertempat tinggal di perkotaan, baik yang menetap di perkotaan sejak masa belia ataupun perempuan pensiunan yang melakukan urbanisasi sebelumnya. Kemudian, dilanjutkan dengan penjelasan mengenai partisipasi urban retired woman di perkotaan Malaysia pada aktivitas-aktivitas keagamaan dari berbagai agama yang ada.
Praktik kegiatan keagamaan dapat dilakukan secara individu atau perjalanan spiritual yang bersifat personal maupun secara berkelompok yang umumnya dilaksanakan oleh lembaga keagamaan. Kondisi perkotaan memberikan kemudahan dan menyajikan berbagai aktivitas keagamaan yang lebih beragam dibandingkan dengan kegiatan keagamaan di pedesaan. Hal ini yang mendukung urban retired woman yang awalnya melakukan urbanisasi, memilih untuk tidak kembali ke desa dan menetap di kota karena adanya kemudahan yang ada. Meskipun pada awalnya, terdapat pemikiran bahwa daerah perkotaan lebih bersifat material dan jauh dari agama, tetapi pada kenyataannya, kota turut menyediakan kemudahan aktivitas keagamaan yang terstruktur dan teratur.
Menurut pemaparan Dr. Mimi terdapat pula hambatan yang terjadi pada aktivitas keagamaan, misalnya para urban retired woman yang memiliki kegiatan domestik maupun menjaga cucu. Pada usia emas atau usia lanjut bagi para urban retired woman, agama memiliki peranan penting bagi kehidupan. Seperti peranan agama yang memberikan pemaknaan akan hidup hingga aktivitas keagamaan yang dapat mendatangkan ketenangan dan mampu mengurangi kesedihan. Dr. Mimi juga menyajikan perspektif dari tokoh Sosiologi mengenai agama. Seperti perspektif Emile Durkheim yang menjelaskan bahwa agama dapat berfungsi untuk meningkatkan integrasi dan solidaritas sosial karena adanya kegiatan keagamaan yang dilakukan bersama-sama, sehingga mengurangi rasa kesepian yang dirasakan oleh urban retired woman. Kemudian dari perspektif Max Weber mengenai agama yang memberikan pemaknaan dalam kehidupan melalui aktivitas keagamaan yang ada, sehingga agama berfungsi dalam menjawab pertanyaan atau persoalan kehidupan. Selain itu, Dr. Mimi juga menjelaskan mengenai perspektif feminisme pada praktik keagamaan, bagaimana gender dapat berpengaruh pada kesempatan dan bentuk dari keikutsertaan pada kegiatan dan partisipasi keagamaan antara laki-laki dan perempuan.
Dr. Mimi kemudian memaparkan bahwa kemajuan teknologi digital memberikan pengaruh pada aktivitas keagamaan yang lebih bervariasi. Apalagi setelah adanya pandemi covid-19 yang membuat masyarakat menggunakan platform sosial media. Sehingga, pasca pandemi penggunaan teknologi masih dilanjutkan dalam aktivitas keagamaan. Seperti penggunaan aplikasi keagamaan, melakukan kajian online, membentuk komunitas online,dan lain sebagainya. Dr. Mimi menyatakan bahwa urban retired woman di Malaysia khususnya di perkotaan, memiliki banyak pengalaman dan aktivitas keagamaan di usia emas mereka.
Penjelasan Dr. Mimi mengenai praktik keagamaan urban retired woman di Malaysia memberikan pengetahuan dan pengalaman yang baru dan menarik bagi mahasiswa yang hadir. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi atau respon pertanyaan mengenai perbedaan praktik keagamaan antara perempuan pensiunan yang memiliki mobilitas lebih dengan perempuan pensiunan yang berada di panti jompo. Diskusi tersebut memberikan pemahaman baru mengenai variasi praktik keagamaan pada urban retired woman di Malaysia. Seluruh rangkaian kegiatan berjalan dengan lancar dan diakhiri dengan sesi dokumentasi yang diikuti oleh seluruh pihak yang hadir.
Penulis: Triana Rahmawati dan Aisya Lu’luil Maknun