Berjuang Untuk Negeri Indonesia Timur melalui Program Pejuang Muda

SOSIO FISIP UNS (17/1)-Salah satu peran dari mahasiswa yaitu sebagai Agent of Change. Mahasiswa memiliki peran yang penting dan menjadi pusat untuk perubahan kemajuan bangsa, baik perubahan dari hal kecil maupun perubahan besar untuk masyarakat luas. Pejuang Muda menjadi salah satu program yang diluncurkan oleh Tri Rismaharini selaku Menteri Sosial RI yang berkolaborasi antara Kementerian Sosial dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) dan Kementrian Agama (Kemenag), bertujuan untuk menangani permasalahan sosial dan mengentaskan kemiskinan dengan menggandeng 5.140 mahasiswa di seluruh Indonesia. Kegiatan utama dalam program Pejuang Muda ini yaitu menjalankan Verifikasi dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan melaksanakan pemberdayaan masyarakat dengan membuat based project sosial yang melihat fenomena sosial berdasarkan 4 kategori program yaitu bantuan sosial, Pemberdayaan Fakir Miskin dan Lansia, Pola Hidup Sehat dan Lingkungan, Fasilitas untuk Kepentingan umum dan melakukan Sosial Campaign.

Saya Nur Safira Jihan Safitri mahasiswa S1 Sosiologi FISIP UNS menjadi salah satu bagian dari program Pejuang Muda 2021 yang di tempatkan di Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Tiga bulan lamanya menjadi pengalaman yang luar biasa dan cerita tak terlupakan saat saya mulai melaksanakan kegiatan program Pejuang Muda di tanah Flores ini, banyak keunikan dengan ragam suku dan budaya, toleransi agama, kekeluargaan dan tidak hanya itu hal yang menjadi sorotan ketika saya mulai kegiatan adalah kondisi sosial yang masih belum merata di Manggarai, NTT. Kabupaten Manggarai merupakan wilayah yang topografinya bervariasi, akses jalan yang rusak, sanitasi air yang masih rendah, rumah-rumah yang masih belum dikatakan layak maupun jaringan yang sangat susah. Dalam program ini mengajarkan saya untuk selalu bersyukur terutama ketika hidup di daerah 3T sangat berbanding terbalik dengan kehidupan di Jawa. Dalam kegiatan yang harus dilakukan yaitu verifikasi dan validasi data, di sini saya belajar untuk terjun ke masyarakat secara langsung dan melihat fenomena yang ada di sana. Saat pelaksanaan tentu saja terdapat kendala yang dialami, tidak lain jalan yang begitu sulit untuk di lalui. Selain perjalanan yang sulit perbedaan bahasa pun menjadi kendala karena masih banyak masyarakat yang kurang paham akan bahasa Indonesia. Saya juga merasakan ketika melaksanakan verval banyak warga yang mengeluh karena tidak mendapatkan bantuan sosial, untuk itu program ini menjadi solusi perbaikan data dan diharapkan menghasilkan data yang sesuai dengan kondisi masyarakat. Ini membuat kepekaan saya akan fenomena sosial menjadi bertambah dan dapat mengaplikasi ilmu sosiologi selama di bangku perkuliahan, seperti pemberdayaan masyarakat dengan membuat proposal based project dan social campaign.

Berdasarkan pengalaman yang saya dapatkan mengikuti pejuang muda ini, menjadi pengetahuan baru untuk memahami fenomena sosial dan mencarikan solusi dari permasalahannya. Di tambah lagi pejuang muda ini memiliki relevansi dengan beberapa mata kuliah di Sosiologi. Diharapkan program pejuang muda akan terus diadakan setiap tahunnya, karena program ini sangat recommended untuk dicoba dan diikuti mahasiswa sosiologi kedepannya, karena banyak hal menarik yang bisa di dapatkan.

Penulis : Nur Safira Jihan Safitri

Add a Comment

Your email address will not be published.