Disiplin, Kunci Sukses Masyarakat Indonesia Percepat Penanganan Covid-19

FISIP UNS (21/4)-Sampai tanggal 21 april 2020, diperoleh  data yang bersumber dari situs www.covid19.go.id  menyebutkan bahwa saat ini penderita corona virus disease 19 (covid-19) sudah mencapai angka  7135  pasien, dengan rincian pasien dirawat sebanyak 5677 orang, sembuh 842 orang dan meninggal 616 orang.   Angka tersebut diatas sepertinya masih akan bertambah sampai waktu yang sampai saat ini belum bisa ditentukan kapan berakhirnya.  Tingginya angka itu harus terus diantisipasi dan diwaspadai  semua elemen masyarakat dimana salah satunya terkait dengan upaya peningkatan  kesadaran masyarakat akan bahaya penyebaran covid 19  melalui kegiatan  disiplin dan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHSB)  masyarakat serta  menjalankan kebijakan pemerintah  physical distancing.

Physical distancing seperti yang dilansir dalam situs web sekretariat kabinet diartikan  dengan jaga jarak atau jaga jarak aman dan disiplin untuk melaksanakannya. Setiap orang harus terus waspada sebab terkadang ditemukan orang tanpa gejala dan mereka memiliki risiko yang besar untuk menularkan pada orang lain. Untuk  itu sebagai antisipasi penyebaran dan  menjaga kesehatan tubuh dengan meningkatkan imunitas, penerapan pola hidup bersih, kesadaran  dan kedisiplinan masyarakat akan pengetahuan dan pencegahan bahaya covid 19 sangat diperlukan.

Guru besar Bidang Sosiologi FISIP UNS, Prof. Dr. Mahendra Wijaya, MS melihat fenomena covid 19 oleh masyarakat indonesia  sebagai pagebluk yang harus  dihadapi dengan tenang, namun tetap waspada dan memohon pertolongan yang Maha Kuasa melalui ibadah. Hal ini sedikit berbeda dengan Sosiolog UNS yang lain,  Dr. Trisni Utami, M.Si  yang menyampaikan bahwa disiplin dan kesadaran masyarakat akan covid -19 masih belum maksimal. Beberapa  faktor disebabkan  karena adanya  fakta dimana semua masyarakat diminta dan diwajibkan untuk disiplin tetapi  karena kebutuhan dasar seperti urusan perut  menjadikan masyarakat menjadi  tidak disiplin. Kebutuhan ekonomi yang mendesak bagi sektor informal, seperti pedagang pasar, buruh, ojek online  dan pekerja informal lainnya harus tetap memenuhi  kebutuhan  dasar seperti  mencari nafkah dengan  terus bekerja walaupun ada perasaan takut.

Terkait dengan dampak sosial pandemic covid-19 sendiri, Dr. Trisni berpendapat bahwa covid-19  telah membuat dampak  sosial yang luar biasa besar, diantaranya banyak tenaga kerja yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK), sektor informal tidak bisa hidup, kuliner malam tidak bisa hidup dan pariwisata juga terdampak karena tidak ada aktifitas perjalanan. Bila dilihat dari sisi kebijakan publik mungkin sebenarnya mereka melanggar tapi dari sisi kebutuhan makan mendesak juga tidak dapat diabaikan bagi sektor informal dan pedagang pasar.

 

Sedangkan dampak positifnya Prof Mahendra menyampaikan dampak physical distancing dengan anjuran bekerja atau beraktifitas apapun dirumah  dapat   lebih mendekatkan semua anggota keluarga,  mulai dari belajar, bekerja,  dan memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin di rumah. Namun hal ini tentu berbeda dengan para pekerja informal yang memang harus bekerja dan mencari nafkah diluar rumah guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sebagai solusi dari dampak sosial pandemic covid 19 ini Dr Trisni dan Prof Mahendra sepakat bahwa  masyarakat harus disiplin dan saling gotong royong menghadapi covid-19. Masyarakat  wajib  taat dan patuh terhadap kebijakan pemerintah khususnya tentang kerja, ibadah  dan pembatasan sosial dengan mendasarkan pada  prosedur  kesehatan dan kebijakan pemerintah baik pusat maupun  daerah. Sedangkan  untuk para stakeholders  atau pembuat kebijakan beliau  berdua berharap bahwa  kebijakan yang dibuat hendaknya senantiasa berpijaklah dari fakta dan data yang ada di lapangan. (Maryani FISIP UNS)

Sumber : https://fisip.uns.ac.id/2020/04/21/disiplin-kunci-sukses-masyarakat-indonesia-percepat-penanganan-covid-19/