Belajar Menjadi Eksportir untuk Buka Lapangan Pekerjaan di Masa Mendatang

SOSIO FISIP UNS (21/12)-Transformasi pendidikan tinggi yang diarahkan  dapat sejalan dengan 8 indikator kinerja utama (IKU) mendorong lahirnya program merdeka belajar kampus merdeka. Hadirnya program  merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) melalui keputusaan kementrian pendidkan, kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) nomor 754/P/2020 tentang indicator kinerja utama pergutuan tinggi negeri. Program ini diimplementasikan dalam berbagai program yang berbeda beda seperti kampus mengajar, pertukaran pelajar, KKN tematik, magang dan studi independen bersertifikat (MSIB) dll. Terkhusus pada program magang dan studi independen bersertifat (MSIB) merupakan ruang yang disediakan bagi mahasiswa utnuk mendapatkan pengalaman dalam mengatahui dunia profesi serta dapat menciptakan tanag kerja yang profesional. Magang dan studi independen bersertifitat ini tentu dua hal yang berbeda, dimana magang merupakan program belajar magang yang dipercepat atau dikaselerasikan dengan pengalaman balajar yang dirancang dengan baik. Sementara studi independen bersertifikat merupakan pembelajaran dikelas yang dirancang dan dibuat khusus berdasarakan tantangan nyata yang dihadapi  oleh mitra atau industri .

Salah satu mitra yang digandeng oleh ditjen dikti kemendikbudristek adalah Sekolah Ekspor. Sekolah ekspor merupakan salah satu mitra pada program studi independen dengan program yang diberi nama Studi Independen Menjadi Eksportir Baru 4.0. program tersebut dilaksakan mulai tanggal 16 agustus 2021 sampai dengan 15 januari 2022 secara daring atau work from home.

Tentu fokus utama dari proram studi independen bersertifkat menjadi eksportir baru 4.0 yang diselenggarakan oleh sekolah ekspor ini untuk menciptakan eksportir eksportir baru diera digital ini. Salah satu mahasiswa sosiologi fisip uns yang mengikuti program ini adalah Kresna Bayu Aji mahasiwa semester 7. Alasan kresna memilih program studi independen bersertifikat menjadi eksportir baru 4.0 adalah karena melihat sulitnya mencari lapangan pekerjaan baru ditengah banyaknya lulusan strata 1 yang saat ini jumlahnya sangat banyak

“Saya memilih program ini karena sekarang lulusan yang bakal setara dengan saya sangat banyak (S1) tentu bakal menjadikan tantangan tersendiri dalam mencari pekerjaan kedepannya, belum lagi syarat syarat dalam mencari pekerjaan semisal minimal pengalaman beberapa tahun tentu menjadikan sangat sulit bersaing, makanya saya mengikuti program ini untuk belajar menjadi eksportir sehingga kedepannya saya memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi eksportir, sekaligus dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain dan juga dapat memaksimalkan potensi sumber daya di daerah saya di Wonogiri untuk diangkat menjadi produk ekspor Indonesia” ungkapnya.

Selain tentunya mendapatkan hardskill dan juga softskill yang dapat memberikan value lebih pada dirinya, menurut Kresna mengikuti program MBKM khususnya magang dan studi inependen bersertifikat (MSIB) dapat diakui setara dengan 20 SKS (system kredit semester) dimana itu merupakan setara dengan 1 semester kuliah pada umumnya dikampus. Terakhir  Kresna memberikan harapannya kepada mahasiswa sosiologi FISIP UNS pada khususnya untuk tidak menyia-nyiakan kesampatan yang ada pada program MBKM ini karena ini adalah kesempatan yang besar bagai mahasiswa untuk mengasah kemampuan, mencari pengalaman, relasi dan lain sebagainya yang dapat memberikan nilai lebih bagi mereka.

Penulis : Kresna Bayu Aji

Add a Comment

Your email address will not be published.