Dosen Prodi Sosiologi Jadi Moderator dalam Virtual Public Lecture Series Cluster Humanities and Social Sciences
FISIP UNS (25/11)-Rezza Dian Akbar, M.Sc dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret (FISIP UNS) menjadi moderator dalam acara Virtual Public Lecture Series Cluster Humanities and Social Sciences yang diselenggarakan Selasa, 24 November 2020 melalui platform zoom meeting dan live youtube, pukul 08.30-10.30 WIB.
Kegiatan yang dilakukan ini merupakan webinar, sebagai salah satu rangkaian kerja sama university to university dengan tema People to People (P2P) Relationship, serta diinisiasi Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Washington DC, Amerika Serikat, Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), dan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) Amerika Serikat dan Kanada, klaster Humanities and Social Sciences dengan person in charge (PIC) dari Universitas Sebelas Maret, Universitas Malikussaleh, dan Universitas Bangka Belitung mengusung tema Virtual Public Lecture Series “The Rise of Network Society in the midst of the Covid-19 Pandemic. Hadir sebagai narasumber Prof. Atik Siti Kusujiarti, Ph.D dari Warren Wilson College, North Caroline, United States, dan Dr. Rahma Sugihartati, M. Si dari Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia.
Kegiatan itu adalah salah satu rangkaian program kerja sama antara diaspora di AS dan Kanada untuk memperkuat pendidikan tinggi Indonesia karena adanya beberapa tantangan yang dihadapi oleh Perguruan Tinggi (PT) di Indonesi. Tantangan tersebut seperti banyak PT di Indonesia yang belum masuk dalam 500 besar PT dunia, sedangkan kebijakan nasional atau internasional masih berfokus pada pemeringkatan tersebut.
Alasan yang kedua adalah kualitas dan hasil riset yang masih kurang sehingga indeks inovasi nasional indonesai masih relative rendah, jumlah PT banyak tapi apk masih rendah dibandingkan negara negara tetangga, Adanya kesenjangan mutu antar PTN maupun PRS masih sangat lebar dengan ketidakmerataan akses, fasilitas, sumber daya dan sumber-sumber pembiayaan, rendahnya dana riset pertahun , serta kebanyakan hasil riset ilmuwan- ilmuwan Indonesia masih berbentuk laporan tertulis bukan komunikasi dan keerasama dengan ilmuwan luar negeri, dan masih banyak hal-hal lain yang melatarbelakangi digelarnya acara ini.
Antusiasme peserta terhadap materi yang disampaikan para narasumber terlihatdari antisiasme para peserta baik yang berasal dari mahasiswa maupun para akademisi yang menngajukan pertanyaan serta mengikuti acara ini dari awal hingga acara ini berakhir. (Maryani FISIP UNS)