Realisasikan Ide Digital Innovation for Sustainable Tourism dalam Bentuk Gamifikasi Bahasa Asing Untuk Anak-Anak Desa Grenggeng melalui Studi Independen MBKM di PT AMATI Karya Indonesia

Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan akan hadirnya teknologi informasi tidak dapat dipungkiri. Adanya perkembangan teknologi informasi tentunya selaras dengan adanya inovasi digital yang bervariatif untuk memberikan kemudahan akses bagi masyarakat, namun tidak semua daerah dapat mengoptimalisasikan kebermanfaatan tersebut. Selama ini desa kerap diidentikkan sebagai tempat yang tertinggal dengan aksesnya yang terbatas. Tidak sedikit pula pemuda desa lebih memilih meninggalkan desanya untuk bekerja di kota. Padahal apabila potensi desa digali dan dikelola dengan baik, hal tersebut mampu membuka berbagai peluang sekaligus meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Disinilah peran pemuda sebagai pelopor perubahan berperan penting untuk mengembangkan desa.

Melalui program Studi Independen MBKM di PT AMATI Karya Indonesia, setiap peserta termasuk Syifa Ainun Nisa (D0320079), mahasiswa program studi sosiologi FISIP UNS diberikan kesempatan untuk melakukan pembuatan Digital Innovation for Sustainable Tourism yang selaras dengan SDGs Desa. SDGs atau Sustainable Development Goals menjadi suatu bentuk kesepakatan pembangunan baru untuk mendorong perubahan-perubahan yang bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan. Ketertarikan akan sebuah inovasi digital di era yang sudah modern ini tentunya menjadi hal yang sangat perlu untuk dilakukan, terlebih dengan adanya beberapa perjanjian yang tertuang dalam poin-poin SDGs

Dengan berbasis problem solving, program Studi Independen MBKM PT. AMATI Karya Indonesia ini merupakan program Team Based Project yang mana masing-masing tim tersebut diwajibkan untuk mengklasifikasikan problem yang ada di desa mitra. Dengan masa kegiatan selama enam bulan, program ini memiliki tujuan utama yaitu menciptakan akselerasi bagi para mitra Desa, melalui ide strategis yang dihasilkan oleh Generasi Muda. Adapun keluaran project digital startup yang menjadi tujuan program Studi Independen ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) Desa. Program Studi Independen PT AMATI Karya Indonesia memiliki cakupan pada beberapa pulau di luar Jawa, namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan jika peserta Studi Independen menjalin mitra dengan desa-desa potensial di Pulau Jawa.

Setiap peserta melakukan sesi training atau pembekalan materi sebelum berhubungan langsung dengan desa mitra. Dengan melihat potensi serta permasalahan yang dihadapi, tim MBKM Syifa tertarik menjadikan Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah untuk menjadi desa mitra dalam pembuatan inovasi digital. Desa Grenggeng memiliki berbagai potensi mulai dari potensi Sumber Daya Alam seperti pertanian dan produk olahan anyaman pandan, kemudian kearifan lokal seperti Pasar Pereng serta program pengembangan seperti kelas bahasa asing The Miracle Hunter.

Melihat potensi dan permasalahan yang ada, tim MBKM Syifa memiliki ketertarikan pada kegiatan kelas bahasa di Desa Grenggeng. Tim MBKM Syifa berfokus pada pembuatan inovasi digital yang berkaitan dengan poin SDGs keempat yaitu “Menjamin Kualitas Pendidikan Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk semua”. Ketertarikan terhadap permasalahan mengenai pendidikan di desa dikarenakan adanya beberapa hal, dimana disebutkan dalam kajian Cato Institute, World Bank serta University of Southampton dapat disimpulkan bahwa kecakapan bahasa asing berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Pada realita lapangan, angka kesejahteraan tidaklah setara, kecenderungan pembangunan infrastruktur yang lambat di suatu wilayah mengakibatkan kemajuan sektor pendidikan yang kurang akseleratif. Dengan demikian, merangkai konektivitas antara desa dengan dunia hanya dimungkinkan dengan adanya kecakapan bahasa sebagai jembatannya. Adanya kelas bahasa yang ada di desa menjadi awalan yang baik untuk meningkatkan kecakapan berbahasa, namun apabila dalam prosesnya terdapat kendala, maka harus secepatnya untuk mencari solusi yang tepat dan cepat.

Berdasarkan latar belakang tersebut tim MBKM Syifa berfokus untuk membuat inovasi digital atas permasalahan kelas bahasa yang ada di Desa Grenggeng Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen. Adapun yang menjadi sasaran atau early adopter yaitu anak-anak berusia 8-15 tahun yang tertarik mengikuti kelas bahasa asing di Desa Grenggeng. Setelah melalui rangkaian validasi solusi, early adopter menyatakan bahwa selama proses kelas bahasa berlangsung terdapat permasalahan kurangnya informasi dan edukasi pada generasi muda mengenai akses digital sebagai media pembelajaran kelas bahasa asing di Desa Grenggeng.

Berdasarkan permasalahan yang sudah divalidasi, tim MBKM Syifa menghadirkan solusi berupa (aplikasi) “KIDDOLAND” yang merupakan bentuk gamifikasi pembelajaran bahasa asing untuk anak-anak yang dapat diakses secara online dimana saja dan kapan saja. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan kontribusi untuk membangun kebiasaan penggunaan bahasa asing dalam konteks yang mainstream/ populer di kalangan anak usia 8 – 15 tahun. Gamifikasi pendidikan bahasa asing dipilih untuk menghadirkan opsi pembelajaran yang lebih cair, dibandingkan pembelajaran yang kaku di kelas.

Program ini memberikan kebermanfaatan bagi peserta dan desa mitra. Karena dengan adanya program Studi Independen ini berhasil memberikan kesempatan bagi para peserta untuk merealisasikan ide inovasi digital yang bertujuan meminimalisir permasalahan yang dialami oleh desa mitra.

Penulis: Syifa Ainun Nisa (D020079)