Sosiolog Uji Cobakan Produk Pengembangan Rumah Tunggu Kelahiran Berbasis Modal Sosial Dalam Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu Melahirkan di Kabupatan Wonogiri

SOSIO FISIP UNS (20/8)-Pengembangan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kasus kematian ibu melahirkan karena keterlambatan datang di lokasi persalinan. Berbagai permasalahan yang dihadapi saat kehamilan biasa disebut dengan 7T yang terdiri dari 4 terlalu dan 3 terlambat. 4 T diantaranya terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering (jarak kelahiran anak) dan terlalu banyak. Sedangkan 3 T diantaranya terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat persalinan dan terlambat mendapat pertolongan di tempat rujukan. Hadirnya RTK ini menjadi solusi dari permasalahan T kedua, yaitu terlambat datang ke lokasi persalinan.

Dra. Sri Hilmi Pujihartati, M.Si., Dr. Argyo Demartoto, M.Si dan Prof. Dr. Mahendra Wijaya, M.S.  dosen Program Studi Sosiologi telah melakukan penelitian berjudul Pengembangan Rumah Tunggu Berbasis Modal Sosial dalam Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu Melahirkan dengan sumber dana dari Kemendikbud skema Penelitian Terapan. Sabtu, 20 Agustus 2022 bertempat di Arsana Green House, Pracimantoto, Wonogiri tim peneliti melakukan Uji Coba Produk Model Pengembangan Rumah Tunggu Kelahiran yang menjadi luaran dari penelitian tahun kedua.

Kegiatan uji coba produk ini melibatkan stakeholder terkait implementasi program RTK di Wonogiri diantaranya perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogori, Kepala Puskesmas Pracimantoro I , Petugas Promosi Kesehatan, Bidan dan Bagian Rawat Inap Puskesmas Pracimantoro I. Kegiatan ini juga melibatkan ibu hamil dan ibu pasca melahirkan di Kelurahan Pracimantoro.

Kegiatan FGD berjalan atraktif, konstruktif, dan komunikatif dipimpin oleh moderator yaitu Dr. Argyo Demartoto, M.Si. Permasalahan utama yang menjadi hambatan implementasi program RTK adalah kurangnya sosialisasi program ini kepada masyarakat. Namun dari kegiatan FGD ini ditemukan bahwa permasalahan utama dari kurangnya sosialisasi dari petugas adalah keterlambatan regulasi dari pemerintah terkait pelaksanaan program RTK, sehingga muncul ketidakpastian terkait pendanaan, monitoring dan evaluasi yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah.

Kegiatan diawali dengan pemaparan materi oleh Dra. Sri Hilmi Pujihartati, M.Si terkait penelitian RTK. RTK diinisiasi untuk menangani permasalahan saat kelahiran bagi ibu hamil dikarenakan lokasi yang jauh dari Rumah Sakit atau Rumah Bersalin. Disampaikan hambatan implementasi program RTK dalam penelitian sebelumnya, antara lain  kurangnya sosialisasi kepada anggota masyarakat terkait urgensi dari RTK, sehingga berdampak pada tingkat ketertarikan warga yang rendah akan hadirnya RTK tersebut. Selain itu, anggaran untuk pelaksanaan RTK belum siap tepat waktu, sehingga kurangnya sosialisasi program ini. Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari adanya benturan dengan kepentingan domestik dan faktor kepercayaan masyarakat setempat. Catatan ini menjadi evaluasi guna mensosialisasikan RTK secara lebih luas kepada masyarakat pengguna. Urgensi RTK adalah kesiapan kelahiran yang lebih matang.

Beberapa catatan yang dapat diambil dari FGD kali ini antara lain langkah agar RTK dapat berjalan dengan efektif dan tepat guna ialah melalui sinergitas dan upaya konstruktif seperti berupa pembuatan video promosi kesehatan sebagai sarana edukasi. Membuat video promosi kesehatan lebih menarik serta menciptakan strategi yang tepat dalam pengelolaan dana untuk mengembangkan dan mengimplementasikan RTK sehingga pelayanan sarana dan prasarana RTK serta peran SDM terkait, seperti tenaga medis dan bidan menjadi lebih optimal.

Penulis : Muhammad Rifai