Mengembalikan Perhatian Masyarakat pada Masalah Kesehatan dan Kekerasan dalam Konteks HIV-AIDS

SOSIO FISIP UNS (26/10)-Permasalahan kesehatan masyarakat menjadi salah satu permasalahan sosial yang selalu ada di setiap masa. Berbagai stakeholders bidang kesehatan seperti pemerintah, praktisi, akademisi, pasien dan masyarakat umum selalu berupaya untuk mencegah dan menangani permasalahan kesehatan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia pada 2 tahun belakangan menyebabkan berbagai stakeholders kesehatan berfokus pada upaya pencegahan dan penanganan Covid-19. Hal ini kemudian berdampak pada permasalahan kesehatan lain yang juga tidak kalah pentingya seperti Human Immunodeficiency Virus-Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV-AIDS). Tidak berhenti di situ, stigma masyarakat pada kasus HIV-AIDS menyebabkan munculnya diskriminasi dan marginalisasi pada kelompok masyarakat yang mengalami masalah kesehatan ini. Diskriminasi dan kekerasan dalam bentuk kekerasan fisik, kekerasan mental, kekerasan seksual, kekerasan ekonomi dan kekerasan berbasis digital dialami oleh komunitas berisiko tinggi tertular HIV-AIDS. Adapun pelaku kekerasan yaitu aparat penegak hukum, sesama komunitas, anggota keluarga, masyarakat bahkan pelayan kesehatan. Sehingga menyebabkan mereka semakin sulit untuk mengakses pengobatan HIV-AIDS bagi mereka sendiri.

Menyikapi permasalahan ini, Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (SPEK-HAM) Surakarta melaksanakan kegiatan Workshop sebagai salah satu rangkaian Community System Strengthening and Human Rights (CSS-HR) bagi populasi kunci pada permasalahan kesehatan HIV-AIDS di Surakarta. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin-Selasa, 24-25 Oktober 2022 pukul 09.00-16.00 WIB bertempat di Grand Sae Boutique Hotel Surakarta. Acara ini dibuka oleh Rahayu Purwaningsih, Direktur SPEK-HAM Surakarta dilanjutkan kegiatan focus group discussion (FGD) bersama berbagai stakeholders dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS di Surakarta diantaranya Dr. Argyo Demartoto, M.Si dan Dr. Rina Herlina Haryanti, S.Sos sebagai perwakilan akademisi, Komisi Perlindungan AIDS (KPA) Surakarta, dr. Suwarji dan dr. Fonda sebagai perwakilan praktisi kesehatan, Yayasan Mitra Alam, Yayasan Lentera, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Soratice serta berbagai aktivis kesehatan reproduksi (kespro) dan gender.

Sebagai langkah awal, SPEK-HAM telah melakukan pemetaan terhadap isu-isu kesehatan masyarakat dan kekerasan yang dialami oleh populasi kunci dalam permasalahan HIV-AIDS. Dari hasil pemetaan ditemukan permasalahan yang dinilai menghambat proses pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS, seperti diskriminasi terhadap pasien HIV-AIDS yang akan mengakses pengobatan Anti Retroviral (ARV) dan berbagai bentuk kekerasan terhadap populasi kunci seperti Pekerja Seks Perempuan (PSP), Orang Dengan HIV-AIDS (ODHIV) dan Komunitas LGBT.  Dari hasil pemetaan ini kemudian dilakukan pembahasan dalam skema FGD bersama para peserta workshop. Berbagai masukan dan saran dalam kegiatan ini kemudian disusun menjadi sebuah luaran dalam bentuk Draft Policy Brief Optimalisasi Layanan Komprehensif Berkesinambung (LKB) dalam Pencegahan dan Penanggulangan HIV–AIDS (P2HIV) Pasca Pandemi di Kota Surakarta dan Policy Brief terkait pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap populasi kunci dalam permasalahan HIV-AIDS. Berbagai rekomendasi yang diharapkan antara lain meningkatkan perhatian masyarakat dan tenaga kesehatan terkait upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS, meningkatkan akses layanan kesehatan, peningkatan perhatian pemerintah terutama stakeholders terkait seperti Dinas Kesehatan Kota Surakarta dan Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Daerah pada kelompok berisiko tertular HIV-AIDS, pengaktifan kembali Kelompok Kerja Harm Reduction (POKJA HR) di Surakarta, peningkatan jaminan ketersediaan logistik P2HIV, memberikan sanksi tegas bagi pelaku kekerasan, meningkatkan koordinasi antar stakeholders bidang kesehatan serta dukungan alokasi anggaran dari pemerintah bagi upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS serta penanganan kekerasan di Surakarta.

Penulis : Novel Adryan Purnomo